toyota kijang: dari generasi ke generasi
Toyota Kijang
Toyota Kijang adalah model kendaraan niaga dan keluarga buatan Toyota yang merupakan kendaraan paling populer di kelasnya di Indonesia. Kijang hadir di Indonesia sejak tahun 1977 dan saat ini merupakan model Toyota yang paling laku di Indonesia. Kini mobil ini dapat ditemukan dengan mudah di seluruh pelosok Indonesia.
Kesuksesan Kijang telah mengakibatkan munculnya mobil-mobil sejenis yang meniru konsepnya (terutama dari segi nama), misalnya Isuzu Panther dan Mitsubishi Kuda. Selain di Indonesia, sebelum hadirnya generasi “Innova”, Kijang juga dijual di Malaysia dengan nama “Unser”.
Generasi I (1977-1980)
Kijang pertama kali muncul pada tahun 1977. Saat diluncurkan, ada keraguan dari perancangnya sendiri apakah Kijang bisa diterima pasar karena saat itu Mitsubishi Colt masih dominan. Kijang ternyata menjadi populer. Generasi I merupakan kendaraan pickup dan berbentuk kotak. Model ini sering dijuluki “Kijang Buaya” karena kap mesinnya yang dapat dibuka sampai ke samping. Kijang generasi ini diproduksi hingga tahun 1980.
Pada tahun pertama peluncurannya, produksi Kijang hanya 1.168 unit. Tahun berikutnya, 1978,
jumlahnya meningkat menjadi 4.624 unit. Setelah itu, jumlah produksi
Kijang terus meningkat dari tahun ke tahun. Kehadiran Kijang sebagai
kendaraan multifungsi atau serbaguna yang mudah perawatannya itu membuat
permintaan terus meningkat.
Toyota Kijang lahir sebagai kendaraan dengan konsep Basic Utility Vehicle.
Cocok sebagai kendaraan serba guna dan mudah untuk dirawat. Sejalan
dengan regulasi pemerintah Indonesia yang menerapkan konsep pembangunan
ekonomi melalui pengembangan motorisasi dan otomotiv di Indonesia
khususnya melalui konsep Kendaraan Bermotor Niaga Serbaguna (KBNS).
Diperkenalkan pertama kali pada tahun 1977, Kijang ini diproduksi hingga
1168 unit yang berkembang pada tahun berikutnya menjadi 4624 unit dan
terus berkembang pada tahun-tahun selanjutnya pada masanya.
Bentuknya, mobil dengan kode KF10 ini nyaris berbentuk kotak buah
yang ditempeli 4 buah roda dengan jendela dari samping dari terpal plastik. Kijang Generasi I ini dikenal masyarakat sebagai Kijang Buaya bukan karena dipakai untuk mengangkut kulit buaya. Namun model buka-tutup kap mesin depan pada hidung mobil (bonnet) yang mirip dengan mulut buaya bila kap mesin depan dibuka.
Rancangan awal kendaraan ini benar benar seadanya. Jangan bayangkan
pintu elektrik type 807 yang lazim dikenal pada mobil-mobil sekarang
yang bisa dibuka dengan satu sentuhan tombol. Kijang ini memiliki pintu
yang seolah-olah ditempelkan begitu saja dengan badannya dengan engsel
pintu yang mirip engsel pintu rumah yang berbunyi mendecit bila
dibuka.Terlebih lagi pada saat itu, pintu mobil tidak dilengkapi kunci
terlebih-lebih alarm sebagai sistem keamanannya meski pada generasi
selanjutnya yang sudah dimodifikasi, dilengkapi dengan kunci pintu serta
engkol pintu yang masih mirip pintu rumah serta kaca pada pintu mobil.
Posisi pengemudi pada kijang ini terletak terlalu ketengah dengan
tongkat perseneling untuk transmisi mesin yang sulit dijangkau. Mesin
yang digunakan menggunakan mesin Corolla pada zamannya dengan tipe 3k berkapasitas 1200 cc dengan transmisi 4 percepatan.
Selain keluar dengan tipe mobil bak terbuka (pick up), mobil
kijang ini dimodifikasi menjadi mobil penumpang terutama dilakukan oleh
perusahaan perusahaan karoseri mobil seperti halnya mobil mobil niaga
pada masa itu yakni rancangan bodi tidak ditangani pabriknya langsung.
Sebagai contoh, mobil ini digunakan sebagai mobil penumpang angkutan
umum di kota Balikpapan pada tahun-tahun 1980-1986.
Generasi II (1981-1985)
Generasi II mulai dijual pada September 1981.
Bentuk model ini tidak terlalu berbeda dibandingkan dengan generasi
sebelumnya, namun memiliki beberapa perubahan yaitu peningkatan kapasitas silinder mesin menjadi 1.300 cc (naik 100 cc).
Kapasitas ini kemudian dinaikkan lagi hingga 1.500 cc.
Mobil ini, walaupun disebut sebut memiliki banyak perubahan, bentuknya masih ada kesamaan dengan kijang buaya. Lampu mobil masih bulat di samping depan kanan-kiri dan gril masih sederhana dengan tulisan TOYOTA
pada bagian depan. Garis pada bonnet juga masih simpel dan curam. Meski
bukaan pada tutup kap mesin tidak lagi bukaan penuh hingga bagian tepi
hidung mobil (bonnet) seperti halnya kijang sebelumnya.
Mobil dengan kode rangka KF20 ini akrab sebagai Doyok (sebutan bagi sebuah serial kartun bertokoh Doyok pada harian pos kota) sehingga dikenal juga sebagai Kijang Doyok.
Pintu lebih manis dengan dilengkapi kaca dengan engsel tidak lagi mirip
engsel pintu rumah dan dilengkapi kunci pada tahun 1982. Dengan mesin
4K berkapasitas 1300 cc, transmisi masih 4 percepatan. Suspensi masih
double wishbone dengan per daun pada bagian depan dan per daun under
axle (dibawah gardan) pada bagian belakang mobil.
Perjalanan mobil ini juga diiringi perkembangan baru seperti halnya
disempurnakannya transmisi dan diferential sekaligus menambah booster rem
pada tahun 1983. Toyota juga dikenal dalam perencanaan produknya sampai
5 tahun berikutnya yang dapat dilihat melalui pengembangan mobil ini.
Pada tahun 1984 mengadakan perubahan pada gril dan bumper.
Sampai tahun 1985, permintaan mobil ini tetap tinggi, sampai akhirnya
Toyota melakukan perubahan pada mesin yang kemudian memakai tipe 5K
dengan kapasitas 1500 cc namun irit dalam pemakaian.
Generasi III (1986-1996)
Pada tahun 1986
model generasi ketiga dilempar ke pasaran. Kijang generasi ini
bentuknya lebih melengkung pada lekukannya sehingga tampak lebih modern.
Model ini hingga saat ini masih banyak digunakan di jalanan di
Indonesia meski tidak lagi diproduksi.
Pada generasi ini, konsep kijang sebagai kendaraan angkut mulai
bergeser sebagai kendaraan penumpang sekalipun banyak Kijang generasi
sebelumnya juga dimodifikasi sebagai kendaraan penumpang. Pada masa ini,
bisa dikatakan sebagai generasi kejayaan Kijang sebagai mobil
penumpang, terutama sebelum banyak mobil penumpang Built Up impor
meramaikan pasar kendaraan di Indonesia serta puncak dominasi Toyota
atas model-model kuat seperti Mitsubishi Colt L300 dan minibus tanpa
bonnet lainnya seperti Suzuki Carry dan Daihatsu Zebra dimana Kijang
menjadi pilihan kuat konsumen saat itu. Toyota mengeluarkan dua tipe
Kijang pada generasi ini yakni tipe Kijang Super (1986-1992) dan Kijang
Grand (1992-1996) dengan memiliki life cycle cukup panjang (hampir satu dekade) dibandingkan generasi lalu.
Desain mobil ini memiliki bentuk lebih manis dan halus dibandingkan generasi lalu yang kaku mirip kotak sabun. Teknologi full pressed body
diperkenalkan untuk menekan penggunaan dempul dalam proses pembuatannya
hingga 2-5 kg dempul per mobil. Mesin masih memakai tipe 5K namun
memiliki daya kuda (horse power) yang lebih tinggi yakni 63 hp dari
sebelumnya 61 hp. Transmisi menggunakan 5 percepatan, yang sebelumnya
memakai 4 percepatan.
Setelah Agustus 1992, Toyota memasuki generasi perbaikan bodi mobil
yang disebut sebagai Toyota Original Body. Sebuah proses pembuatan bodi
mobil dengan mesin press dan metode las titik. Sampai saat ini, bisa
dikatakan satu-satunya Kijang yang bebas dempul.
Sementara untuk versi Grand terdapat berbagai perubahan khususnya
pada lampu depan, gril dan penambahan double blower juga ditambahkan
power steering pada kemudi yang meringankan pengemudi. Dan sampai saat
ini, Kijang jenis ini (Super maupun Grand) masih banyak di pasaran
konsumen dan masih dihargai mahal.
Generasi IV (1997-2004)
Setelah sepuluh tahun bertahan dengan rancangan generasi ketiga,
Kijang meluncurkan model berikutnya dengan perubahan pada eksterior dan
interiornya yang lebih aerodinamis. Model ini akrab dipanggil “Kijang
Kapsul”.
Mulai generasi keempat kijang ini, dominasi Jepang semakin besar. Kalau sebelumnya Toyota Astra Motor memanfaatkan perakitan bodi mobil banyak menggunakan karoseri. Pada generasi ini sudah dikatakan menyiratkan mobil yang sesungguhnya. Desainnya membulat seperti kapsul dan lebih aerodinamis dan menjadi loncatan desain pada masanya. Pada kijang yang dikenal sebagai kijang baru ini, Toyota mengeluarkan dua tipe mesin yakni Mesin bensin 1800cc (tipe 7K) seperti generasi-generasi sebelumnya dan Mesin diesel 2500cc (tipe 2L) yang membuat persaingan dengan Isuzu Panther untuk mobil keluarga bermesin diesel yang saat itu mendominasi pasaran.
Pada Kijang versi tahun 1997-2000, mesin bensin menggunakan
karburator, baru pada akhir tahun 2000 tersedia mesin bensin dengan
sistem injeksi elektronik, Electronic Fuel Injection(EFI). Ada dua
pilihan untuk mesin bensin EFI, yaitu 7K-E dengan kapasitas 1800cc dan
1RZ-E dengan kapasitas 2000 cc. Meskipun mesin 1RZ-E secara teknologi
lebih canggih jika dibandingkan dengan mesin 7K-E, namun mesin bensin
2000cc ini kurang laku di pasaran indonesia karena bahan bakarnya
dinilai lebih boros dibandingkan dengan tipe 7K-E.
Dan terakhir pada generasi ini muncul New Kijang dengan merubah desain lampu dan seatbelt (sabuk pengaman) pada jok penumpang bagian tengah. Selebihnya hampir sama dengan sebelumnya.
Generasi V (2004-saat ini)
Kijang Innova (Generasi Terakhir)
Kijang kembali diperbaharui pada tahun 2004
dan dijual dengan nama “Kijang Innova”. Selain di Indonesia, model ini
juga dijual di luar negeri dengan nama “Innova” (tanpa “Kijang”). Model
ini mengalami perubahan yang cukup besar dibandingkan dengan model
sebelumnya. Jika konsep awal Kijang generasi pertama adalah basic
utility vehicles atau kendaraan sederhana, maka Kijang generasi V ini
bukanlah kendaraan sederhana lagi namun dapat dikategorikan sebagai
kendaraan mewah. Bentuknya sudah jauh lebih modern terutama bagian
depannya yang tidak lagi menampakkan sisa-sisa bentuk lekukan tajam
seperti pada model-model sebelumnya.
Kijang ini dikeluarkan oleh Toyota Astra Motor pada akhir tahun 2004. Mobil ini keluar dengan model mobil keluarga masa kini dengan jenis MPV (Multi Purposes Vehicle)
masa kini dengan bodi yang lebih aerodinamis dibandingkan generasi
sebelumnya dengan kenyamanan mobil sedan. Posisi pengendara cukup pas,
letak shift knob terjangkau dan panel instrumen yang user friendly. Menggunakan Mesin VVT-i 2000 cc dengan type 1TR-FE 16 katup DOHC
menggantikan tipe K/RZ pada generasi sebelumnya. Dirancang dengan
sistem Direct Ignition System (DIS) dan penerapan teknologi pedal gas
tanpa kabel atau throttle Control System-inteligent). Posisi mesin membujur dengan gerak roda belakang (rear wheel system).
Menggunakan suspensi independen double wishbone dengan 4 per keong (coil spring) ditampah lateral rod rigid axle pada bagian belakang yang meredam guncangan senyaman sedan. Sasis masih menggunakan ladder bar namun beban suspensi didistribusikan secara meratakeseluruh bodi mobil sehingga body roll dan pitching semakin kecil atau sudut geometri suspensi lebih bagus ketimbang kijang sebelumnya karena suspensi jatuh pada titik yang pas antara panjang dan lebar mobil.
Koreksi kemudi pada tikungan cukup akurat dan stabilitas arah yang lebih bagus karena menggunakan model rack-and-pinion dengan engine speed sensing power steering sehingga mobil mampu dikendalikan dalam kecepatan 120 km/j pada tikungan S maupun belokan memutar 270 derajat.
toyota kijang: dari generasi ke generasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar