Tampilkan postingan dengan label cara ternak perkutut. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cara ternak perkutut. Tampilkan semua postingan

cara sederhana ternak perkutut

cara sederhana ternak perkutut, 
budidaya perkutut


Setelah beberapa kali melihat iklan on line seputar burung perkutut akhirnya saya memutuskan untuk berburu induk perkutut. Keberanian itu muncul karena dalam iklan tersebut, sang pemasang iklan cukup fleksibel. Calon pembeli diminta untuk mengamati terlebih dahulu, jika cocok silakan membeli. Sebenarnya saya sudah pernah menghubungi nomor telpon pengiklan, tetapi yang pertama saya akhirnya belum bisa menindaklanjuti. Saya harus membandingkan harga dan tawaran pada iklan sejenis yang lain. Hasil perbandingan itu akhirnya saya putuskan untuk menghubungi pengiklan yang tinggal di kota Denpasar., yang tidak terlalu jauh untuk dijangkau dari tempat tinggal saya. Ada dua pengiklan yang tinggal di Denpasar, tetapi yang satu ini relatif lebih dekat dari rumah saya dibandingkan yang satu lagi. Di samping itu dari segi penawaran harga juga jauh lebih tinggi, meskipun saya juga belum membandingkan dari segi kualitas burungnya. Pertimbangannya untuk pemula ya yang penting berujud burung terlebih dahulu. Peetimbangan lain ini sebagai uji coba, bagaimana lika-liku penangkar burung. 
Daya memang pernah menyilang burung derkuku dan burung puter beberapa tahun yang lalu. Tetapi sayang hanya sampai generasi pertama saja (sinom). Generasi kedua tidak dapat menetas. 

Singkat cerita saya sampai di lokasi peternak dan penjual. Saya lihat ada tiga pasang indukan dan beberapa ekor anakan. Saya memang tidak begitu memperdulikan kualitas suara perkutut itu. Yang saya pentingkan adalah burung perkutut itu sudah berjodoh dan siap untuk bertelur serta terjangkau dengan dompet saya sebagai pemula. Saya memang tidak mau berspekulasi dengan indukan super plus harga super, karena saya baru pemula. 

Sampai di lokasi saya malah jatuh hati kepada sepasang  perkutut yang ditempatkan di kandang (kurungan) kecil. Sangat kecil, menurut ukuran saya, baik untuk memelihara maupun untuk kandang penangkar. Bahkan dalam kandang kecil itu ada tiga ekor. Satunya adalah anaknya. Saya melihat satu induk saya mengerami telur. Yang membuat saya jatuh hati karena sederhanya kandang itu. Satu kandang kecil diisi tiga ekor (sepasang indukan) plus satu anak dan induknya sudah bertelur kembali dan saat ini sedang mengeram. 

http://bali-ofindonesia.blogspot.com
induk perkutut sedang mengerami telurnya dalam kandang yang sempit

Sang pemilik memberi pilihan untuk menunggu sampai menetas terlebih dahulu. Menurutnya sekitar seminggu lagi akan menetas. Memang tampaknya ia juga bukan penangkar profesional. Tidak ada catatan tentang tangal bertelur dan kapan menetas. Saya merasa bahwa dengan cara 'alamiahnya' toh burung itu dapat bertelur dan menetas serta membesarkan anak-anaknya secara alamiah'. Paling tidak ini yang membuat saya agak optimistis bahwa menangkar perkutut tidak serumit cerita orang, tetapi juga tidak semudah mengupas kacang.

Kandang kecil yang sudah jebol bagian bawahnya itu (diganti dengan ram kawat yang sudah berkarat pula) ditempelkan di tembok. Bagian atas ditutup dengan karung beras bekas. Rupanya untuk melindungi dari air hujan. Yang saya agak heran juga ternyata cukup aman dari gangguan kucing dan tikus. Kebetulan saat saya ada di lokasi untuk mengamati, ada seekor tikus got besar yang melintas dan memanjat tembok persis belakang kandang yang agak besar. 

Dari pengamatan dan kesederhanaan cara menangkar itulah yang membuat saya tertarik. Paling tidak simpulan sementara dengan cara yang sangat sederhana sekalipun, perkutut itu mau berkembang biak.  



cara ternak perkutut,
budidaya perkutut

Postingan

Sumbangan Buku untuk Perpustakaan Politeknik Negeri Bali

 UPA Perpustakaan Politeknik Negeri Bali menerima sumbangan buku dari Bapak Dr. Majid Wajdi, M.Pd.  Hari yang berbahagia, Senin, 4 September...